Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Abdul Mateen Qani, mengatakan kepada Reuters bahwa tim penyelamat telah dimobilisasi untuk mempercepat bantuan darurat. Kementerian Pertahanan juga mengirimkan 30 dokter dan 800 kg pasokan medis ke wilayah Kunar. Selain itu, setidaknya 40 penerbangan telah mengangkut 420 korban luka maupun meninggal dunia.
Menurut Chris Elders, profesor geologi perminyakan di Universitas Curtin, Australia, kondisi wilayah terdampak membuat bencana ini semakin berbahaya.
“Bukan hanya bangunan yang menjadi tidak stabil, tetapi lereng bukit juga bisa longsor,” ujarnya kepada Al Jazeera. Ia menambahkan, gempa susulan masih menjadi ancaman besar bagi warga setempat.
Afghanistan termasuk wilayah rawan gempa karena berada di pertemuan lempeng tektonik India dan Eurasia. Gempa besar terakhir terjadi pada Oktober 2023, yang menewaskan lebih dari 2.000 orang.
Bencana ini menjadi pukulan besar bagi Afghanistan yang sudah lama dilanda konflik, kemiskinan, penurunan bantuan kemanusiaan, dan penolakan ratusan ribu pengungsi oleh negara-negara tetangga.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
China Bela Proyek Whoosh: Manfaat untuk Publik yang Tak Terhitung Angkanya!
45 Tewas dalam Serangan Dadakan Israel, Apa yang Sebenarnya Terjadi di Gaza?
Mantan PNS Filipina Pembongkar Korupsi Tewas Ditembak, Ini Faktanya!
6 Alasan Tersembunyi yang Bikin Tokoh Israel Ketakutan Mati-Matiangan pada Turki!