Hanya berjarak setahun pembukuan, cuan dari segmen pengolahan nikel di tahun 2023 menanjak hingga Rp14,86 triliun.
Kenaikan ini ikut didongkrak pula dengan peningkatan hasil produksi tambang yang semula hanya meraih pendapatan sebesar Rp2,92 triliun.
Pada tahun berikutnya, pendapatan sektor penambangan ikut melesar hingga Rp5,49 triliun.
Melesatnya kinerja keuangan kuartal III tahun 2023 ini didukung dengan mulai operasinya produksi smelter nikel di Maluku Utara dengan kapasitas penuh.
Sejauh ini, Harita Nickel diketahui telah membangun dua unit pabrik pemurnian dan pengolahan nikel saprolit dan limonite senilai Rp32,8 triliun.
Fasilitas smelter pertama perseroan telah beroperasi sejak 2016 dan telah menjadi jalur produksi perusahaan sejak lama.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: innalar.com
Artikel Terkait
Ahok Mundur Dukung Ganjar, Menteri BUMN Erick Terus Terang Dukung Prabowo
Grand Opening 911 Coffee, Bupati Garut Sebut TNI-Polri Dukung Kedatangan Investor
Bansos BPNT Cair! Tapi Nominalnya Berubah Jadi 200 Ribu Per Bulan? Berikut Penjelasan dari Pemerintah
Erick Thohir Anggap Usulan Perubahan BUMN Jadi Koperasi Sebagai Sebuah Ironi