Hanya saja, momen peluncurannya nanti diprediksi bakal cukup berat. Pasalnya, sepanjang 2025 ini, belum ada lagi stimulus atau insentif pembelian untuk kendaraan listrik roda dua seperti tahun sebelumnya. Situasi pasar tentu jadi tantangan tersendiri.
Di sisi lain, investasi untuk pabrik ini sudah digelontorkan. Nilai awalnya sekitar 300 juta dolar AS, atau kira-kira Rp 4,8 sampai 5 triliun. Untuk investasi keseluruhan, angkanya diproyeksikan bisa mencapai 1 miliar dolar AS atau setara Rp 16 triliun.
“Pabrik ini selesai dibangun dalam 17 bulan. Lokasinya di lahan seluas 171 hektare totalnya, tapi belum semuanya dikembangkan karena kami lakukan bertahap,”
jelas Kerry saat peresmian.
Sayangnya, ketika ditanya lebih detail soal model motor listrik apa yang akan datang dan berapa kapasitas produksinya, Kerry masih menutup rapat. Rinciannya belum mau dibeberkan untuk saat ini.
"
Laporan: Laras Kiranasari
Artikel Terkait
BTN Pacu Kinerja, Aset Tembus Rp504 Triliun Jelang Akhir 2025
Mandalika Panas: Dari Sirkuit MotoGP ke Mesin Ekonomi Kawasan
Surplus Dagang Jepang Pacu Spekulasi Kenaikan Suku Bunga BOJ
Gus Ipul Serahkan Santunan Rp15 Juta untuk Korban Banjir di Sumatera