Doha – Pelanggaran Israel yang terjadi berulang kali di Jalur Gaza, menurut Qatar, bukan cuma merusak gencatan senjata. Tindakan itu juga mempermalukan para mediator internasional yang berusaha keras menahan situasi agar tidak meledak.
Pernyataan tegas ini disampaikan langsung oleh Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani, yang menjabat sebagai Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar. Ia tak sungkan menyebut posisi mediator kini jadi sangat canggung.
Menurut laporan yang beredar Kamis lalu, Sheikh Mohammed mengungkapkan Doha sudah berkali-kali menyoroti masalah pemboman dan operasi pembunuhan Israel di Gaza. “Ini berdampak serius pada stabilitas,” katanya. Bukan cuma untuk Gaza sendiri, tapi untuk seluruh kawasan.
Di sisi lain, ia mendesak agar bantuan kemanusiaan bisa masuk tanpa syarat. Tanpa halangan apapun. Qatar juga menolak skenario keamanan yang cuma menguntungkan satu pihak dan mengorbankan yang lain.
“Kami menolak konsep ‘Pasukan Stabilisasi’,” tegasnya. Baginya, ide semacam itu justru berpotensi mengukuhkan ketidakadilan dan memperpanjang penderitaan warga sipil Palestina.
Sebelumnya, Sheikh Mohammed sudah memperingatkan kemungkinan perang skala penuh bakal kembali terjadi. Penyebabnya ya itu tadi, pelanggaran Israel yang terus berulang. Ia menegaskan, rakyat Gaza tidak mau pergi dari tanah mereka. Mereka tak bisa dipaksa mengungsi, sekalipun tekanan militer dan krisis kemanusiaan yang mereka hadapi begitu ekstrem.
Artikel Terkait
KPK Gempur Tiga Wilayah Sekaligus dalam Satu Hari, Uang Rp 900 Juta Disita
Pasutri Peneliti Ganja Ditangkap, Kebun Indoor Ditemukan di Kontrakan Jombang
Sawah Terkubur, Harapan Petani di Ujung Tanduk
Jembatan Darurat di Awe Geutah Akhirnya Difungsikan, Pulihkan Akses Vital Bireuen