Hunian Sementara di Padang Mulai Dihuni, Korban Banjir Bandang Akhirnya Bisa Bernapas Lega

- Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48 WIB
Hunian Sementara di Padang Mulai Dihuni, Korban Banjir Bandang Akhirnya Bisa Bernapas Lega

Namun begitu, tidak semua korban sudah seberuntung mereka. Di beberapa daerah, huntara masih berupa tumpukan material dan tanah galian. Seperti di Kabupaten Lima Puluh Kota, pembangunan baru benar-benar dimulai pertengahan Desember lalu.

Formatnya berupa barak atau kopel. Untuk tahap pertama, ditargetkan 60 kepala keluarga akan mendapat tempat. Itu berarti sekitar 12 barak perlu diselesaikan, dimana satu barak bisa menampung lima unit keluarga.

Perkembangannya hingga 17 Desember lalu cukup menggembirakan. Lahan yang sudah dibersihkan mencapai 4.700 meter persegi, atau sekitar 75% dari total yang perlu dipersiapkan. Dua barak sudah memasang bouplank lantai, sementara satu barak lainnya proses pengecorannya hampir selesai, mencapai 90%.

Pengerjaannya sendiri adalah hasil gotong royong. Sebanyak 40 personel Kodim, 25 dari Yonif 131/Brs, dan 20 personel Zipur dikerahkan secara terpadu agar target pembangunan bisa tercapai.

Fokus pada Titik Terparah di Agam

Sementara itu, kabar lain datang dari Agam. Di sini, kecepatan adalah hal yang mutlak. Kecamatan Palembayan, yang jadi wilayah terdampak paling parah, kini jadi prioritas utama. Alat berat sudah menderu-deru meratakan tanah, material bangunan pun berdatangan.

Lapangan bola SDN 05 Kayu Pasak akan disulap menjadi lokasi huntara. Rencananya, akan ada 133 unit yang dibangun di atas lahan seluas 6.000 meter. Formatnya tetap sama, kopel atau barak, dengan setiap kopel berisi dua unit hunian. Saat ini, proses pengerasan jalan sedang dilakukan.

Kebutuhan di Agam ternyata sangat besar. Menurut catatan BPBD setempat, ada 525 unit huntara yang dibutuhkan untuk tersebar di 16 kecamatan. Hunian darurat ini khusus untuk mereka yang rumahnya rusak total atau sudah tidak layak lagi ditinggali.

Jelas, jalan masih panjang. Tapi setidaknya, dari cerita Masrizal dan Reni, ada secercah harapan yang mulai dibangun, satu bata demi bata.


Halaman:

Komentar