Langkah baru diambil Sumatera Selatan di kancah perdagangan global. Provinsi ini baru saja meluncurkan aplikasi GoExport, sebuah terobosan yang diharapkan bisa mengakhiri "penumpangan nama" produk lokal mereka di pasar internasional. Intinya, agar jerih payah petani dan pelaku usaha di Sumsel tak lagi diklaim daerah lain.
Faktanya, selama ini cukup banyak komoditas unggulan asal Sumsel kopi, misalnya yang diekspor lewat pelabuhan di provinsi tetangga. Alhasil, statistik ekspor dan dampak ekonominya pun nyaris tak menyentuh daerah asal. Padahal, kontribusinya untuk nasional tak bisa dibilang kecil.
Nah, dengan sistem ketelusuran digital ini, setiap produk bisa dilacak perjalanannya. Mulai dari kebun, gudang, hingga kapal yang mengangkutnya. Identitas asal-usulnya diverifikasi, sehingga Sumsel kini jadi provinsi pertama yang benar-benar menerapkan traceability ekspor secara menyeluruh. Cukup ambisius.
Menurut Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat Manaor Panggabean, langkah Sumsel ini patut jadi rujukan nasional.
“Kalau muncul kendala di negara tujuan, kita tidak lagi meraba-raba. Asal daerahnya jelas, dan perbaikan bisa langsung dilakukan di sumbernya,” ujarnya.
Ia menilai sistem ini bukan cuma memperkuat pengawasan, tapi juga memungkinkan intervensi cepat jika ada masalah di kemudian hari.
Di sisi lain, tuntutan pasar global juga berubah. Konsumen sekarang tak cuma peduli produknya, tapi juga cerita di baliknya. Isu keamanan pangan, lingkungan, dan transparansi rantai pasok jadi pertimbangan utama. GoExport hadir untuk menjawab itu semua.
Artikel Terkait
Suharti Buka Suara: Data Pendidikan Masih Banyak PR Meski 71,9% Dinilai Baik
Di Balik Duka Sumatera, Solidaritas Ternyata Menyembuhkan Jiwa Penolong
Bandara Sam Ratulangi Siap Hadapi Gelombang Mudik Nataru
Gus Yaqut Kembali Diperiksa KPK, Jejak Uang Kuota Haji Diperdalam