Waktu Tidak Menunggu: Ingin Maju, Jangan Malas
William Penn pernah bilang, “Waktu adalah sesuatu yang paling kita inginkan, tapi paling sering kita sia-siakan.” Dan ya, kata-kata itu masih nyampe banget sampai sekarang.
Waktu itu sahabat sekaligus musuh. Paling setia, tapi juga bisa jadi lawan yang sunyi. Yang jelas, ini adalah satu-satunya hal yang benar-benar adil di dunia. Setiap orang dapat jatah sama: dua puluh empat jam. Tak kurang, tak lebih. Tapi kenapa hasilnya bisa beda jauh banget? Jawabannya sederhana: ada yang memanfaatkannya, ada pula yang cuma menghabiskannya begitu saja.
Waktu emang gak akan pernah nunggu. Ia terus jalan, pelan tapi pasti, membawa kita mendekati masa depan. Entah itu masa depan yang kita idam-idamkan, atau justru yang bakal kita sesali nanti. Setiap menit yang lewat, hilang untuk selamanya. Gak bisa ditebus pake uang, penyesalan, atau doa sekalipun. Uang bisa dicari lagi, pekerjaan bisa diganti, cinta mungkin datang kembali. Tapi waktu? Sekali ia pergi, ia takkan kembali.
Kisah Sebuah Jam Tua
Ada cerita tentang seorang pemuda yang masuk ke toko antik. Matanya tertuju pada sebuah jam tua berkarat. Penasaran, dia tanya harganya.
Pemilik tokonya cuma tersenyum. "Jam ini nggak dijual," katanya.
"Saya sengaja simpan buat pengingat diri sendiri. Bahwa waktu yang berhenti, artinya hidup juga ikut berhenti."
Kata-kata sederhana itu rasanya kayak tamparan. Jam tua itu jadi simbol. Selama jarumnya masih bergerak, selalu ada kesempatan untuk berubah dan berbuat. Tapi begitu ia diam, semuanya selesai.
Setiap hari, jam di dinding kita berdetak tanpa henti. Tapi apa kita pernah benar-benar mendengarnya? Atau kita sudah kebal, sampai lupa bahwa setiap detik itu adalah peringatan halus: "Hidupmu sedang berkurang. Apa yang sudah kamu lakukan hari ini?"
Penundaan, Si Pembunuh Diam-diam
Kita punya segudang alasan buat nunda. "Nanti aja," "Aku masih muda," atau "Aku akan mulai kalau udah siap." Padahal, waktu gak pernah berhenti biar kita siap. Ia gak peduli siapa kita. Ia juga gak kasih kode kapan "waktu yang tepat" bakal datang.
Orang-orang yang sukses paham satu rahasia: waktu terbaik untuk memulai adalah sekarang. Gak ada hari esok yang lebih sempurna. Setiap kali kamu menunda, kamu sebenarnya sedang menyiapkan ruang untuk penyesalan di masa depan. Banyak peluang hilang karena kita merasa masih punya banyak waktu. Padahal, setiap detik yang kamu biarkan menguap tanpa arah, adalah detik yang hilang selamanya.
Kemalasan itu lembut, tapi penundaan lebih licik lagi. Ia bikin kamu merasa produktif padahal kamu gak ngelakuin hal yang penting. Misalnya, bikin rencana muluk-muluk, baca-baca motivasi, nonton video inspiratif tapi tindakan nyatanya nol besar. Itu namanya penundaan terselubung. Kamu merasa sibuk, padahal cuma muter di tempat. Bayangin aja, setiap kali kamu bilang "nanti", jam di dinding itu mencatatnya. Dan setiap penundaan adalah satu langkah menjauh dari impianmu. Penundaan itu pencuri waktu yang paling berbahaya, karena ia mencurinya sedikit demi sedikit, tanpa kamu sadari.
Waktu Itu Investasi
Banyak orang memperlakukan waktu kayak air yang mengalir: dibiarin lewat aja. Seharusnya, waktu diperlakukan layaknya uang harus diinvestasikan. Kalau kamu nanem waktu buat belajar hari ini, besok kamu panen ilmu. Kalau kamu nanem waktu buat kerja keras sekarang, masa depan kamu tuai kesuksesan. Intinya, masalahnya kebanyakan orang cuma menghabiskan waktu, bukan menggunakannya. Padahal, setiap menit bisa jadi modal buat sesuatu yang besar, asal diarahin dengan benar.
Kita gak bisa lawan waktu. Tapi kita bisa berjalan seirama dengannya. Waktu itu kayak arus sungai deras kamu gak mungkin melawannya, tapi kamu bisa manfaatin arusnya buat nggerakin perahu ke tujuan. Caranya? Atur prioritas. Gak semua hal itu penting, dan gak semua hal yang mendesak itu penting juga. Orang yang bijak tau bedain mana yang harus dikerjakan sekarang, dan mana yang bisa ditunda tanpa nyesel.
Gunakan waktumu untuk hal-hal yang bener-bener berarti. Belajar sesuatu yang nambah nilai diri. Jaga hubungan baik sama orang yang kamu sayang. Perhatikan kesehatan fisik dan mental. Lakukan hal yang berdampak buat orang lain. Soalnya, ketika waktumu habis, yang tersisa cuma itu bukan seberapa lama kamu hidup, tapi seberapa berarti hidup yang kamu jalani.
Artikel Terkait
Mobil Bansos Seruduk SD di Kalibaru, 19 Korban Berjatuhan
Matcha di Sekretariat ASEAN: Dari Upacara Teh hingga Jembatan Kerja Sama
Direktur Ditahan, Kelalaian Diduga Picu Kobaran Maut di Gedung Terra Drone
24 Korban Tanpa Nama Dikebumikan dengan Penghormatan Terakhir di Padang