Nick, 32 tahun, kini ditahan tanpa jaminan. Motifnya masih gelap. Polisi hanya bilang penyelidikan masih berjalan, tutup rapat-rapat. Tapi yang jelas, ini bukan sekadar berita kriminal biasa. Ini adalah kisah keluarga yang runtuh.
Nama Nick Reiner sebenarnya bukan hal asing bagi yang mengikuti kisah keluarganya. Dia pernah terbuka tentang perjalanan hidupnya yang berliku berjuang melawan kecanduan dan bahkan sempat hidup sebagai tunawisma. Perjuangan pribadinya itu justru menginspirasi sebuah film, Being Charlie (2015), yang dikerjakan bersama ayahnya. Film semi-autobiografi itu dulu jadi proyek penyembuhan. Kini, ironinya terasa begitu pahit.
Di depan rumah megah di Brentwood pagi ini, suasana muram terasa. Polisi masih berjaga, sementara segerombolan wartawan berusaha menangkap setiap petunjuk dari balik gerbang tinggi. Kontras banget dengan citra kawasan itu yang selalu tampak sempurna.
Rob Reiner sendiri adalah pilar di Hollywood. Anak dari komedian Carl Reiner, karirnya meledak lewat peran sebagai "Meathead" di All in the Family. Tapi dia justru lebih diingat sebagai sutradara jenius di balik film-film yang melekat di ingatan kita: dari komedi musik This Is Spinal Tap, romantisnya When Harry Met Sally, nostalgia Stand By Me, sampai ketegangan di Misery dan A Few Good Men. Karyanya lintas generasi.
Kini, warisan besarnya ternoda oleh sebuah tragedi keluarga yang tak terbayangkan. Dunia mungkin akan mengingatnya karena film-filmnya. Tapi hari-hari ke depan, yang dibicarakan adalah bagaimana hidupnya berakhir.
Artikel Terkait
Ustaz Zaky Mubarok Dituduh Perkosa Jamaah di Hotel, Korban Buka Suara di Podcast
Ammar Zoni Hadir Tatap Muka di Sidang Perdana Kasus Narkoba
Ammar Zoni Turun 15 Kg di Cipinang, Pengacara: Makin Ganteng
Suburban Legends: Kisah Cinta yang Tak Lekang di Album Terbaru Taylor Swift