Nah, soal Venezuela sendiri, masih belum jelas bagaimana AS akan menegaskan blokade kapal tankernya. Yang jelas, langkah ekstrem sudah dilakukan: Penjaga Pantai AS baru-baru ini menyita sebuah kapal tanker minyak asal Venezuela. Langkah yang boleh dibilang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kalau dari dalam negeri, sinyalnya juga kurang menggembirakan. Bank Dunia baru saja memberi peringatan serius mengenai kesehatan fiskal Indonesia untuk jangka menengah. Intinya, defisit APBN diproyeksikan bakal melebar terus, nyaris menyentuh batas psikologis 3 persen pada 2027.
Proyeksi defisit tahun 2025 berada di 2,8 persen terhadap PDB, lalu bertahan di 2026, dan melebar lagi jadi 2,9 persen di 2027. Angka ini jauh lebih tinggi dari realisasi Oktober 2025 yang cuma 2,0 persen. Penyebab utamanya? Tekanan berat pada pendapatan negara.
Rasio pendapatan terhadap PDB diprediksi anjlok, dari 13,5 persen di 2022 jadi cuma 11,6 persen di 2025. Konsekuensinya langsung terasa: utang pemerintah naik. Rasio utang pemerintah pusat diperkirakan merangkak naik dari 39,8 persen (2024) menjadi 41,5 persen di 2027.
Parahnya, utang ini ditanggung dengan biaya dana yang masih tinggi. Hingga Oktober 2025, rasio pembayaran bunga utang terhadap pendapatan negara sudah mencapai 20,5 persen. Coba bayangkan, seperlima dari pendapatan kita habis cuma untuk bayar bunga utang. Ruang untuk belanja yang produktif jadi sangat sempit.
Risikonya jelas. Pendapatan yang lebih rendah dari rencana bisa menguji disiplin fiskal pemerintah dan berpotensi memangkas belanja negara. Situasi yang cukup pelik.
Dengan semua beban sentimen ini, perkiraan untuk pekan depan pun tidak terlalu cerah. Rupiah diperkirakan masih akan fluktuatif, dengan kecenderungan ditutup melemah di kisaran Rp16.750 hingga Rp16.780 per dolar AS. Akhir pekan ini, mungkin banyak pihak yang akan istirahat sejenak, sambil bersiap menghadapi dinamika baru di hari Senin.
Artikel Terkait
Geoprima Solusi Dikendalikan Tjokro Group, Jajaran Direksi dan Komisaris Berganti
KRL Siap Layani 19,9 Juta Penumpang Saat Libur Nataru
Bahlil Pangkas Produksi Nikel dan Batu Bara untuk Dongkrak Harga
Bahlil Buka Suara: Infrastruktur Jadi Penghalang Utama Listrik di Aceh