Di tengarai pasar global yang bergerak tak menentu, rupiah justru menunjukkan ketangguhannya. Bank Indonesia menyebut nilai tukar mata uang kita masih terkendali. Hal ini tak lepas dari campur tangan bank sentral yang cukup agresif, ditambah makin derasnya modal asing yang masuk ke instrumen keuangan dalam negeri.
Gubernur BI Perry Warjiyo menilai posisi rupiah saat ini masih sejalan dengan fundamental ekonomi kita. Pergerakannya juga relatif selaras dengan mata uang negara-negara mitra dagang utama.
“Nilai tukar rupiah pada 16 Desember 2025 tercatat sebesar Rp16.685 per dolar AS, relatif stabil bila dibandingkan dengan level akhir November 2025,”
ujar Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu (17/12/2025).
Menurutnya, stabilitas ini adalah buah dari langkah stabilisasi proaktif. BI disebut tak tinggal diam dan memainkan berbagai instrumen pasar untuk menjaga rupiah. Mereka melakukan intervensi, baik di pasar luar negeri (NDF) maupun di dalam negeri (DNDF). Tak hanya itu, intervensi langsung di pasar tunai juga dilakukan untuk memastikan likuiditas tersedia. Belum lagi pembelian Surat Berharga Negara di pasar sekunder yang ikut menjaga stabilitas imbal hasil.
Di sisi lain, aliran dana asing ke pasar saham dan instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) turut memberi angin segar bagi penguatan rupiah.
Artikel Terkait
Pramono Anung Janji Umumkan UMP Jakarta 2026 Lebih Cepat dari Tenggat
Saham TUGU Merangkak 18%, Analis Soroti Potensi Re-rating di Tengah Valuasi Murah
Ekonomi Indonesia Diproyeksi Melaju di 2026, Saat Dunia Justru Melambat
BRI Siap Cairkan Dividen Interim Rp137 per Saham Awal 2026