Luther Panjaitan dari BYD Motor Indonesia tampak prihatin. Kabar tentang rencana pemerintah menghentikan insentif untuk mobil listrik, termasuk program PPN DTP, dianggapnya bisa menghambat laju penjualan yang selama ini cukup menggembirakan. Padahal, menurutnya, kebijakan itulah salah satu motor penggerak utama.
"Tentunya kita juga harus akui bahwa salah satu motor atas tren positif dari EV ini adalah insentif dan policy yang ditetapkan oleh pemerintah," ujarnya dalam sebuah kesempatan di Bogor, akhir pekan lalu.
Faktanya, angka penjualan BYD sendiri terbilang solid. Sejak awal tahun 2024, mereka telah melampaui 47 ribu unit. Luther menyebut insentif pemerintah punya andil besar membuat harga kendaraan listrik lebih kompetitif, sehingga minat masyarakat pun bertambah. Tanpa dukungan itu, optimisme pertumbuhan yang pesat seperti sekarang mungkin sulit dipertahankan.
"Dan kami mungkin kurang confidence dapat tren ini bisa dapat continuous growth-nya rapidly seperti sekarang, kalau tidak adanya konsistensi atau perpanjangan dari policy yang sama dengan tahun ini," jelasnya.
Ia masih berharap kebijakan insentif bisa diperpanjang.
Artikel Terkait
Fadli Zon Bantah Intervensi Pemerintah dalam Penulisan Buku Sejarah Terbaru
Hanukkah Berdarah di Bondi: Tembakan dan Bom Rakitan Guncang Perayaan Damai
Stok Gula Nasional Dipastikan Aman hingga Akhir Tahun, Bahkan Berpotensi Surplus
Kemenhub Siapkan Empat Pelabuhan Pendukung untuk Antisipasi Padatnya Arus Merak-Bakauheni