"Kita tidak boleh memberi ruang bagi siapa pun yang memecah belah bangsa dengan kepentingan politik jangka pendek. Hukum harus menjadi panglima, dan keadilan harus ditegakkan tanpa pandang bulu," lanjutnya.
Lebih jauh, Charles menyoroti peristiwa ini sebagai momentum evaluasi bagi gerakan mahasiswa. Ia menyerukan agar mahasiswa dan gerakan sosial melakukan refleksi total terhadap arah perjuangan agar tidak mudah ditunggangi oleh kepentingan politik praktis.
Menurutnya, mahasiswa harus kembali pada jati diri sebagai kekuatan moral dan intelektual bangsa. Perjuangan harus dilandasi oleh nilai-nilai kebenaran dan kepentingan rakyat secara substansial.
"Gerakan mahasiswa harus rasional, kritis, dan berlandaskan moral intelektual. Kita harus belajar dari dinamika yang terjadi agar perjuangan mahasiswa tidak kehilangan arah," kata Charles.
Dalam penutup pernyataannya, Charles Gilbert menyerukan kepada seluruh elemen mahasiswa dan pemuda untuk menjadikan peristiwa ini sebagai pembelajaran nasional. Tujuannya adalah memperkuat komitmen terhadap persatuan, keadilan, dan integritas moral, serta mendukung pemerintah dalam mengusut tuntas para aktor intelektual kerusuhan dan penyebar hoaks yang merusak keutuhan bangsa.
Artikel Terkait
Gibran Buka Suara Soal Usulan Soeharto & Gus Dur Jadi Pahlawan Nasional
Gelar Pahlawan Nasional Soeharto: Rekonsiliasi atau Polemik?
Sahroni & Nafa Urbach Dihukum Nonaktif, Surya Paloh: Kami Hormati Keputusan MKD DPR
Budi Arie Setiadi Pindah ke Gerindra: Strategi atau Perintah? Ini Kata Hendri Satrio