Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per Juni 2024, total utang Sritex tercatat mencapai US$1,6 miliar, atau setara dengan sekitar Rp25 triliun (dengan kurs Rp15.695 per dolar AS). Angka ini terbagi menjadi utang jangka pendek sebesar US$131,42 juta dan utang jangka panjang sebesar US$1,47 miliar. Mayoritas utang tersebut didominasi oleh utang bank dan obligasi, menunjukkan ketergantungan perusahaan pada pembiayaan eksternal.
Yang lebih mencemaskan adalah fakta bahwa jumlah utang Sritex jauh lebih besar dibandingkan dengan total aset perusahaan. Per Juni 2024, total aset Sritex hanya tercatat sebesar US$653,51 juta, atau sekitar Rp10,12 triliun. Ketidakseimbangan antara utang dan aset ini menjadi indikator kuat bahwa perusahaan berada dalam posisi keuangan yang sangat rentan.
Daftar Bank Pemberi Utang kepada Sritex
Laporan keuangan tersebut juga merinci daftar 28 bank yang menjadi kreditur Sritex, baik bank domestik maupun internasional. Skala utang ini menunjukkan betapa luasnya jangkauan Sritex dalam mencari pembiayaan dan betapa besarnya kepercayaan yang pernah diberikan oleh institusi keuangan kepada perusahaan ini. Berikut adalah daftar bank yang tercatat memiliki piutang dari Sritex:
- PT Bank Central Asia Tbk: US$82 juta
- State Bank of India, Singapore Branch: US$43 juta
- PT Bank QNB Indonesia Tbk: US$37 juta
- Citibank N.A., Indonesia: US$36 juta
- PT Bank Mizuho Indonesia: US$34 juta
- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk: US$33 juta
- PT Bank Muamalat Indonesia: US$25 juta
- PT Bank CIMB Niaga Tbk: US$25 juta
- PT Bank Maybank Indonesia Tbk: US$25 juta
- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah: US$24 juta
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk: US$24 juta
- MUFG Bank Ltd: US$24 juta
- Bank of China (Hong Kong) Limited: US$22 juta
- PT Bank KEB Hana Indonesia: US$22 juta
- Taipei Fubon Commercial Bank Co, Ltd: US$20 juta
- Woori Bank Singapore Branch: US$20 juta
- Standard Chartered Bank: US$20 juta
- PT Bank DBS Indonesia: US$18 juta
- PT Bank Permata Tbk: US$17 juta
- PT Bank China Construction Indonesia Tbk: US$15 juta
- PT Bank DKI: US$9,1 juta
- Bank Emirates NBD: US$9 juta
- ICICI Bank Ltd Singapore Branch: US$7 juta
- PT Bank CTBC Indonesia: US$7 juta
- Deutsche Bank AG: US$6,9 juta
- PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk: US$5 juta
- PT Bank Danamon Indonesia Tbk: US$4,5 juta
- PT Bank SBI Indonesia: US$4,4 juta
Kasus dugaan korupsi yang menjerat Iwan Lukminto ini menambah kompleksitas permasalahan yang dihadapi Sritex. Selain harus berjuang untuk melunasi tumpukan utangnya, perusahaan juga harus menghadapi implikasi hukum dari dugaan penyimpangan dalam fasilitas kredit yang diterimanya.
Sumber: suara
Foto: PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex)
Artikel Terkait
Geng Solo Masih Berkeliaran? Ini Tantangan Terberat Prabowo di Tahun Pertama!
Prabowo Disebut Tak Semanis Jokowi, Benarkah Popularitasnya Lebih Tulus?
DPR Sindir Babe Haikal: Ancam Legalkan Produk Non-Halal, Kebijakan Ngawur atau Langkah Berani?
BRIN Ungkap Cadangan Air di IKN Cuma 0,5%, Masih Yakin Pindah Ibu Kota?