BI Waspadai Ancaman Shutdown AS: Dampak Domino pada Pasar Keuangan Indonesia
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan kekhawatiran terhadap peningkatan risiko global yang bersumber dari Amerika Serikat, khususnya ancaman government shutdown. Kondisi ini berpotensi memicu efek domino yang berdampak signifikan terhadap stabilitas perekonomian Indonesia.
Tingkat Ketidakpastian Global yang Tinggi
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya, menegaskan bahwa ketidakpastian global saat ini berada pada level cukup tinggi. Dampak shutdown pemerintah AS dapat merambat ke berbagai sektor ekonomi global, termasuk defisit fiskal yang membesar, ekspektasi yield, tingkat pengangguran, dan persepsi pasar.
Respons The Fed dan Dampaknya ke Indonesia
Juli menjelaskan bahwa peningkatan pengangguran di AS biasanya akan direspons oleh The Federal Reserve melalui penyesuaian suku bunga acuan. Perubahan kebijakan moneter AS ini berpotensi menular ke pasar keuangan global, termasuk Indonesia melalui mekanisme kurs dan instrumen keuangan lainnya.
Perlambatan Ekonomi Global dan Kebijakan Tarif AS
BI juga menyoroti tren perlambatan ekonomi global yang dipengaruhi kebijakan tarif dagang AS. Setelah pertemuan FOMC Oktober 2025, AS memberlakukan tarif tambahan untuk komoditas farmasi, mebel, dan otomotif sejak 1 Oktober 2025, serta rencana tarif untuk produk global lainnya yang meningkatkan ketidakpastian pasar keuangan dunia.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2025
Dalam kondisi ketidakpastian ini, BI memproyeksikan ekonomi dunia akan tumbuh sekitar 3.1 persen sepanjang 2025. Sementara untuk proyeksi 2026, BI akan melakukan asesmen lebih mendalam dan mengumumkannya pada waktu yang tepat.
Artikel Terkait
Thailand Berkuasa, Indonesia Bertahan di Posisi Kedua di SEA Games 2025
ICC Tolak Banding Israel, Jalan Hukum Netanyahu Semakin Sempit
Pejabat Perkeretaapian Ditahan KPK, Dugaan Suap Rp12 Miliar dari Proyek Jalur Kereta
KPK Panggil Lagi Gus Yaqut, Usut Aliran Dana Kuota Haji