Dalam rangka memperingati pemberdayaan dan kontribusi perempuan lintas generasi, PT Pink Rabbit Beautylens Indonesia berkolaborasi dengan organisasi pemberdayakan kaum muda dan penyandang disabilitas BuahTangan, menyelenggarakan kegiatan bertajuk Empower Women’s di MULA by Galeria Jakarta pada Selasa (13/5/2025). Program inisiatif ini konsisten menciptakan ruang aman dan transformatif bagi perempuan muda untuk saling belajar, terhubung, dan tumbuh bersama.
Dengan mengusung tema “Power in Every Story”, kegiatan ini dilaksanakan melalui program HERSpace, sebuah platform intergenerasional yang mendukung kolaborasi lintas bidang dan generasi dalam memperkuat peran perempuan di berbagai sektor.
Program ini merupakan langkah awal dari visi jangka panjang yang dibawa oleh Pink Rabbit Beautylens Indonesia, sebuah brand yang tumbuh dari keberanian dan empati, dipimpin oleh Dirda Muthi Kemala Latjuba, perempuan muda yang percaya bahwa kreativitas dan kepedulian dapat menjadi pintu pemberdayaan yang nyata. Sebanyak 20 peserta terpilih, yang terdiri dari perwakilan komunitas, organisasi relawan, dan aktivis sosial, mengikuti rangkaian kegiatan berbasis partisipatif yang dikemas dalam lima sesi utama:
Kegiatan HERSpace: Power in Every Story dimulai dengan Deep Talks Session dari Founder Pink Rabbit Lens yang menceritakan pengalamannya membuat bisnis softlens yang awalnya dipandang sebelah mata, sekarang dapat menginspirasi banyak wanita. Begitu pun narasumber lainnya yang berbagi pandangan dan pengalaman seputar pemberdayaan lintas budaya dan peran perempuan masa kini. Dilanjutkan dengan Interactive Journaling, peserta diajak mengeksplorasi identitas dan nilai pribadi melalui penulisan reflektif yang bermakna. Selain itu kegiatan ini juga dilaksanakan bersama-sama dengan Relasi Diri dan Ruang & Initiative. Dalam mendukung SDGs khususnya (5) Kesetaraan Gender perlu dilakukan bersama-sama.
Kehangatan dan kebersamaan semakin terasa dalam Inner Circle—workshop bertema Sharing is Caring bersama Ruang Perempuan yang menghadirkan ruang dukungan emosional. Pada Buahtangan Session, peserta saling memberi dan menerima makna secara simbolis, merayakan makna kebersamaan ini. Acara ditutup dengan Lintasan Cerita, yang mengajak semua untuk melihat bahwa di balik setiap kisah ada harapan, dan dalam komunitas yang saling menguatkan, semua perempuan dapat tumbuh bersama.
Sesi talkshow menghadirkan tiga tokoh perempuan inspiratif dari lintas bidang yang membagikan perspektif dan pengalaman hidup mereka:
Dirda Muthi Kemala Latjuba, Founder & CEO PT Pinkrabbit Beautylens Indonesia, menyoroti kekuatan kreativitas sebagai jalan pemulihan: “Kreativitas bukan hanya tentang estetika, tapi juga proses penyembuhan. Bagi saya dan banyak perempuan penyintas, berkreasi adalah bentuk keberanian untuk bertahan dan berkembang. Seperti tujuan awal saya membuat bisnis softlens ini, dimulai dengan keberanian, berharap bisa membawa penyembuhan bagi banyak perempuan lainnya.”
Menurut Dirda, Pink Rabbit Lens tidak hanya menciptakan produk, tapi juga
menciptakan peluang untuk wanita agar dapat berkarir dan membuktikan nilai dalam dirinya. “Kami percaya bahwa pemberdayaan terbaik dimulai dari memberi kesempatan”.
Pink Rabbit Lens berkomitmen dalam mendukung sesama perempuan baik melalui penciptaan produk yang memberdayakan, maupun lewat kontribusi sosial seperti pembukaan lapangan kerja bagi perempuan muda dari berbagai latar belakang.
Sarah Aurelia Saragih, selaku Putri Indonesia Riau 2025 dam Expert Educator Relasi Diri, menggarisbawahi pentingnya aspek psikologis dalam pemberdayaan. “Pemberdayaan sejati dimulai dari dalam. Ketika perempuan merasa aman secara emosional dan mental, mereka punya ruang untuk bertumbuh dan menciptakan.”
Maria G. Isabella, Founder Copa de Flores & Director Ruang & Initiatives membawa cerita dari mama-mama penenun di Maumere, Nusa Tenggara Timur serta bagaimana gerakan kolektif dilakukan secara akar rumput melalui pemberdayaan perempuan. Menenun bukan hanya sebagai usaha ekonomi atau pelestarian budaya, tapi juga sebagai bentuk pemulihan berbasis meditasi visual—sebuah praktik menyulam luka, ingatan, dan harapan dalam keheningan yang menyembuhkan. ***
Artikel Terkait
Menkes Budi Warning Pria Berpinggang 34: Celana Jeans 33 ke Atas, Siap-Siap Lebih Cepat Menghadap Allah
Rizal Fadhillah dan Mikhael Sinaga Penuhi Panggilan Polda Metro dalam Kasus Ijazah Jokowi
Usia Kasmudjo Dosen Pembimbing Jokowi Jadi Sorotan Disebut Seumuran, Benarkah? Simak Fakta Berikut Ini!
Desak Pemerintah Setop Judol & Pinjol, Susi Pudjiastuti Dukung Wacana Legalkan Kasino untuk Tambah Pendapatan Negara