Prabowo Tolak Pecat Kapolri, Aktivis 98 Minta Listyo Sigit Mundur: Pertanggungjawaban Moral! -

- Jumat, 05 September 2025 | 08:30 WIB
Prabowo Tolak Pecat Kapolri, Aktivis 98 Minta Listyo Sigit Mundur: Pertanggungjawaban Moral! -


MURIANETWORK.COM
- Seratus aktivis 98 tetap mendesak Presiden Prabowo Subianto agar mencopot Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo. Desakan ini pascaterbunuhnya pengemudi ojol setelah dilindas rantis Brimob.

Ubedilah Badrun, perwakilan seratus aktivis '98 mengatakan, peristiwa driver ojol dilindas rantis Brimob melindas pengemudi ojol masuk pelanggaran HAM berat.

Karena itu, adalah wajar para aktivis menuntut adanya pergantian terhadap Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo. "Kami sudah dengan tegas memberikan semacam warning kepada Presiden agar memberhentikan Kapolri," desak Ubedilah Badrun, mengutip Jumat 5 September 2025.

Kang Ubed -sapaan Ubedilah Badrun- menjelaskan, insiden rantis Brimob lindas pengendara ojol almarhum Affan Kuriawan pada Kamis pekan kemarin, telah merusak citra Indonesia di mata dunia. Jadi adalah layak bagi seratus aktivis 98 menuntut Kapolri dicopot.

"Makin buruk jika Presiden tidak mengambil langkah tegas terhadap elite institusi yang paling bertanggung jawab dalam pengamanan demonstrasi yakni Kapolri. Apalagi sudah menjadi perhatian PBB," tegasnya.

Aktivis 98 pun menyayangkan sikap Presiden Prabowo Subianto yang tak kunjung mengganti Jenderal Pol Listyo pascakejadian itu. Padahal pencopotan Kapolri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral, etik, dan konstitusional.

Pencopotan Kapolri sendiri sebenarnya adalah agenda reformasi Kepolisian. "Reformasi kepolisian berarti reformasi tata kelola dan lain-lain serta reformasi structural. Di antaranya, memberikan sanksi tegas terhadap lapisan elite kepolisian jika terjadi kesalahan fatal, dalam konteks saat ini ialah memberhentikan Kapolri, Kapolda, dan lain-lain yang bertanggungjawab atas peristiwa tragis pelindasan Affan Kurniawan," tuturnya.

Seratus aktivis 98, ujar Kang Ubed, berpendapat elite politik Indonesia kehilangan moral jika Presiden tidak mencopot Jenderal Listyo seusai peristiwa mematikan itu.

"Jika tuntutan itu tidak dipenuhi Prabowo maka kami menilai bahwa bangsa ini kehilangan moral obligacy justru dari lapisan elit kekuasaan. Tentu ini menyedihkan dan meremukan jiwa bangsa," sesalnya.

Tetapi ia melihat di sisi lain Jenderal Pol Listyo perlu juga mengajukan mundur dari posisinya guna menunjukkan elite bangsa memiliki moral, etik, dan spirit kemanusiaan yang adil dan beradab.

"Kapolri bisa menyatakan mundur dari jabatanya tanpa menunggu dipecat oleh Prabowo, karena itu juga tidak dilakukan, kami menilai bahwa standar etik elite bangsa ini sangat membuat kami sedih," pungkasnya. ***

Sumber: konteks

Komentar