Paus Amerika Pertama Leo XIV Dikenal Sebagai Kritikus Trump

- Jumat, 09 Mei 2025 | 10:35 WIB
Paus Amerika Pertama Leo XIV Dikenal Sebagai Kritikus Trump


Sejarah baru tercipta pada Kamis, 8 Mei 3025, ketika Kardinal Robert Francis Prevost terpilih sebagai Paus Leo XIV, menjadi pemimpin global Gereja Katolik pertama yang berasal dari Amerika Serikat.

Namun, selain sorotan atas asal-usulnya, perhatian juga tertuju pada rekam jejaknya sebagai seorang kritikus lantang terhadap Presiden AS Donald Trump.

Paus Leo XIV, yang lahir di Chicago, selama ini dikenal aktif di media sosial, terutama dalam isu-isu yang menyentuh keadilan sosial.

Meski jarang menulis konten orisinal, unggahan Leo sering kali membagikan artikel yang mengkritik kebijakan anti-imigrasi pemerintahan Trump.

Salah satunya adalah ketika ia mengunggah ulang artikel berjudul “Mengapa retorika anti-imigran Donald Trump begitu bermasalah” pada 2015, di awal kampanye presiden Trump.

Setelah pemilihan Trump pada 2016, Leo kembali menunjukkan sikap kritis dengan membagikan khotbah Uskup Agung Los Angeles José Gomez yang menggambarkan ketakutan imigran, termasuk anak-anak sekolah yang khawatir orang tua mereka akan dideportasi.

Mengutip Associated Press, Leo juga mendukung gerakan #Dreamers serta mencemooh pencabutan program DACA oleh Trump.

Menariknya, Donald Trump tetap mengucapkan selamat kepada paus baru tersebut.

“Suatu kehormatan bagi negara kita,” ujar Trump, meskipun beberapa hari sebelumnya ia menuai kecaman setelah mengunggah gambar AI dirinya mengenakan kostum paus, yang dianggap tidak pantas oleh Vatikan dan mantan Perdana Menteri Italia, Romano Prodi.

Tak hanya Trump, Wakil Presiden AS JD Vance juga pernah menjadi sasaran kritik Leo.

Pada Februari, Leo membagikan artikel Katolik yang berjudul, “JD Vance salah: Yesus tidak meminta kita untuk menentukan peringkat kasih kita kepada orang lain", sebagai tanggapan atas komentar Vance di Fox News mengenai hierarki kasih dalam kekristenan.

Vance sendiri kemudian merespons di platform X dengan menulis, “Cukup cari di Google ‘ordo amoris.’”

Setelah pemilihannya, Vance memberi ucapan selamat di X: “Saya yakin jutaan umat Katolik Amerika dan umat Kristen lainnya akan berdoa untuk keberhasilannya dalam memimpin Gereja. Semoga Tuhan memberkatinya!”

Sebagian umat Katolik dan pengamat menilai Leo XIV akan melanjutkan jejak pendahulunya, Paus Fransiskus, sebagai pembela kaum miskin dan imigran.

Namun, di sisi lain, beberapa tokoh konservatif bereaksi keras. Aktivis sayap kanan Charlie Kirk menulis, “Paus Leo XIV: Terdaftar sebagai anggota Partai Republik Chicago dan pejuang pro-kehidupan ATAU seorang globalis perbatasan terbuka yang dilantik untuk melawan Trump?”

Sementara aktivis Laura Loomer menyebutnya, “anti-Trump, anti-MAGA, pro-Perbatasan Terbuka, dan seorang Marxis total seperti Paus Fransiskus.”

Leo sendiri terakhir aktif di media sosial sebelum pemilihannya dengan mengomentari kasus deportasi Kilmar Abrego Garcia, seorang pria Maryland yang salah dideportasi ke El Salvador.

“Apakah Anda tidak melihat penderitaan? Apakah hati nurani Anda tidak terganggu? Bagaimana Anda bisa tetap diam?” tulis Leo, mengutip artikel Uskup Washington Evelio Menjivar.

Sebagai paus baru, Leo XIV diharapkan membawa suara moral yang kuat di panggung dunia, terutama dalam isu-isu kemanusiaan dan imigrasi, serta melanjutkan warisan Paus Fransiskus dalam membela kaum tertindas.

Dunia kini menanti langkah-langkah pertama paus Amerika pertama ini dalam memimpin 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia.

Sumber: rmol
Foto: Paus Leo XIV/Net

Komentar