Tantangan dan Strategi Komunikasi Korporat di Era Digital

- Selasa, 06 Mei 2025 | 08:00 WIB
Tantangan dan Strategi Komunikasi Korporat di Era Digital


Universitas Paramadina mengadakan Kuliah Umum dengan tujuan mencetak insan akademis yang siap menghadapi dinamika dunia profesional. Acara ini menghadirkan dua alumni inspiratif yang telah berkiprah di dunia kerja, yaitu Fajar Akbar selaku National Event & Activation Manager You C1000 dan Aldin Hasyim selaku Advisor Corporate Communications Telkomsel. Kuliah umum bertajuk “Komunikasi Korporat di Era Digital” ini diselenggarakan di Kampus Universitas Paramadina, Trinity Tower Lantai 45, Kuningan, Jakarta, pada Senin (5/5/2025).

Kuliah umum tersebut dimoderatori oleh Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, Dr. Rini Sudarmanti. Kegiatan ini menjadi wadah bertemunya mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi dengan para praktisi industri, sekaligus wadah berbagi pengalaman dan pengetahuan praktis.

Fajar Akbar, dalam paparannya, menekankan bahwa corporate communication merupakan pendekatan strategis yang mengedepankan mutual understanding atau saling pengertian antara perusahaan dan publik. “Komunikasi korporat tidak bisa dipisahkan dari public relations" ujar Fajar.

“Keduanya saling terintegrasi tergantung dari substansi dan sudut pandang yang digunakan" tutur Fajar.

Fajar juga menyinggung tantangan besar yang dihadapi industri selama masa awal pandemi COVID-19, di mana pola komunikasi dan konsumsi informasi berubah drastis. Menurutnya, media sosial menjadi kanal utama yang sangat menentukan keberhasilan penyampaian pesan perusahaan. Ia mencontohkan bagaimana You C1000, produk minuman bervitamin berbentuk cair yang berdiri sejak tahun 2004, menghadapi lonjakan kompetitor saat pandemi karena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap vitamin C. 



“Dalam menyusun konten komunikasi, kita tidak bisa sembarangan. Harus ada unsur fitur dan emosional yang mampu menyentuh audiens” ungkap Fajar.

Ia juga menjelaskan bahwa meski You C1000 masih menjadi pemimpin pasar dari sisi value, dari segi volume penjualan, produk tablet hisap dengan harga ekonomis seperti Vitacimin masih lebih unggul.

Selanjutnya, Aldin Hasyim, mewakili perspektif dari industri telekomunikasi, memaparkan dinamika perkembangan infrastruktur digital di Indonesia. Ia menyebutkan bahwa hingga tahun 2024, tingkat penetrasi internet nasional telah mencapai 79,5%, dan mayoritas pengguna internet di Indonesia mengakses media sosial sebagai sarana berkumpul, berekspresi, dan mencari informasi.

“Telkomsel adalah operator yang paling mencerminkan Indonesia. Kami hadir sejak 1995, dengan tonggak besar seperti peluncuran 3G pada 2006, 4G, dan kini perluasan jaringan 5G yang sudah diuji coba di ajang Asian Games dan diperluas ke wilayah seperti Makassar” jelas Aldin.

Ia menambahkan bahwa teknologi 5G memiliki potensi besar untuk mempercepat akses data jarak jauh, yang sangat relevan dalam mendukung ekosistem digital nasional.

Aldin juga menyoroti pentingnya memahami perbedaan antara organizational communication dan corporate communication. Ia menekankan bahwa platform digital yang paling diminati saat ini adalah TikTok untuk konten visual dan viral, sementara untuk percakapan privat, WhatsApp masih mendominasi.

“Virality itu tidak bisa dirancang sepenuhnya. Ia bergantung pada momentum. Ketika momen itu datang dan kita tangkap dengan tepat, maka konten bisa meledak” ujarnya.

Kuliah umum ini tidak hanya membuka cakrawala baru bagi mahasiswa, tetapi juga memperkuat hubungan antara kampus dan para alumni yang telah sukses di bidangnya.

Komentar