Kementerian Pekerjaan Umum mengajak asosiasi profesi bidang konstruksi, salah satunya Himpunan Ahli Elektro Indonesia (HAEI), untuk terus meningkatkan kompetensi anggotanya sehingga dapat bermitra lebih erat lagi dengan pemerintah dalam mendorong transformasi penyelenggaraan gedung yang lebih baik, yaitu prinsip keselamatan dan kenyamanan, hijau, dan cerdas. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Dewi Chomistriana dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-48 HAEI di Hotel Bidakara Jakarta, Kamis (3 Juli 2025).
"Transformasi penyelenggaraan gedung ke arah yang lebih baik seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah menjadi keniscayaan. Kami terus melakukan upaya perbaikan baik dari sisi regulasi dan kebijakan. Kami melakukan berbagai inovasi-inovasi kontrak, karena perkembangan teknologi menuntut adanya inovasi kita di dalam berkontrak. Transformasi penyelenggaraan bangunan didukung iptek, ini kalau tanpa adanya kompetensi yang relevan, ini juga tidak akan mungkin terwujud," ujar Dewi saat memberikan sambutan HUT Ke-48 HAEI, Kamis (3/7/2025).
Dia menilai bahwa peran asosiasi profesi seperti HAEI menjadi strategis dalam mewadahi pengembangan kompetensi tenaga ahli. Yang lebih penting, kata dia, HAEI juga bisa menyusun standar profesi yang terus berkembang sesuai kebutuhan. "Kami mengharapkan HAEI dapat menjadi jembatan penghubung antara stakeholder dalam penyelenggaraan bangunan gedung. HAEI harus dapat membina para anggotanya sehingga bisa kompeten dan kita dapat bermitra dengan erat agar transformasi ini bisa dilaksanakan dengan baik."
Menurutnya, tema HUT Ke-48 HAEI '48 Tahun HAEI Turut Mengembangkan Kompetensi dengan Mengikuti Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)' relevan dengan tuntutan transformasi digital dan keberlanjutan pembangunan modern yang tidak lepas dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan IPTEK termasuk di bidang elektrikal, mekanikal, dan plumbing telah membawa perubahan besar dalam desain dan target bangunan gedung. Menurutnya, Kemajuan ilmu pengetahuan bukan sekadar tantangan, tetapi juga memiliki peluang besar khususnya dalam menyelenggarakan bangunan gedung yang makin kompleks.
Dewi menjelaskan, pemerintah dalam hal ini Kementerian PU telah menetapkan berbagai regulasi untuk menjamin kualitas bangunan gedung, diantaranya diatur dalam PP No. 16/2021 dan aturan turunannya, yang mengatur pemenuhan standar teknis keandalan bangunan gedung, yang meliputi beberapa aspek. Pertama, aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan sebagai syarat laik fungsi. Salah satu hal penting adalah keselamatan bahaya petir dan kelistrikan karena berkaitan dengan keselamatan jiwa dan juga bangunan itu sendiri. Kedua, pemenuhan prinsip keberlanjutan implementasi gedung hijau, dengan target efisien energi, air, material dan pengurangan emisi karbon. Ketiga, pemenuhan prinsip keberlanjutan, didorong penerapan gedung cerdas, dengan teknologi tinggi, otomatisasi, dan sistem manajemen bangunan gedung terintegrasi.
Dalam kesempatan ini, Dirjen Cipta Karya juga mengucapkan selamat ulang tahun ke-48 HAEI. "Usia 48 sudah matang, dilalui melalui proses panjang. Pencapaian selama 48 tahun ini tentu tidak hanya menandai eksistensi HAEI, tetapi juga mencerminkan kontribusi nyata dalam pembangunan infrastruktur nasional. Kami berharap agar HAEI semakin maju, inklusif, dan menjadi bagian penting bagi kemajuan bangsa,” tutur Dewi Chomistriana.
Selain itu, Dewi menambahkan, pada tahun depan Kementerian PU memulai kerja sama dengan beberapa mitra untuk melakukan retrofit bangunan gedung sehingga menjadi bangunan gedung hijau dan cerdas. "Ini kami upayakan untuk retrofit sehingga menjadi gedung cerdas dan hijau. Tentu dlm mewujudkan ini peran HAEI sangat penting. Kami tentu senang jika anggota HAEI dapat mendukung apa yang telah dan akan dilaksanakan kementerian PU."
Dia menambahkan, teknologi memiliki peran krusial dalam mewujudkan bangunan gedung laik fungsi cerdas dan berkelanjutan, melalui penerapan sistem MEP (mekanikal, elektrikal, plumbing) yang canggih dan terintegrasi, khususnya elektrikal yang menjadi indikasi majunya peradaban bangsa. Oleh sebab itu, keterlibatan tenaga ahli MEP, termasuk tenaga ahli elektro penting mulai dari tahap perencanaan teknis hingga pemanfaatan.
Menurutnya, terdapat tantangan yang masih harus dihadapi Kementerian Pekerjaan Umum. Pertama, kesenjangan perkembangan teknologi belum merata di seluruh tanah air. Kedua, perlu pengembangan SNI baku untuk teknologi bidang MEP, karena acuan Kementerian PU harus ada SNI. Kementerian PU dapat melakukan masukkan standar-standar teknologi bidang MEP sesuai dengan perkembangan zaman. Tiga, masih rendah kesadaran pemilik gedung akan manfaat jangka panjang dari penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keempat, kesiapan SDM, termasuk kompetensi tenaga ahli.
"Terkait tenaga ahli, data base di atas kertas jumlahnya banyak, kadang-kadang kita bingung, kalau pada saat mau berkontrak, tenaga ahli tidak ada semuanya, sampai rebutan, tenaga ahli overlap satu kontrak dengan kontrak lainnya. Nah inI tentu peran HAEI dalam membina anggota juga penting, karena kita harapkan para tenaga ahli ini yang sudah punya sertifikat kompetensi, terdaftar di LPJK, dan betul-betul melaksanakan profesi sesuai kompetensinya dari sertifikasinya. Mohon dukungan dari HAEI, bagaimana kita bisa menertibkan, mendorong tenaga ahli yang punya sertifikasi kompetensi kerja, mereka betul2 memang siap bekerja di lapangan."
Ketua Umum HAEI Achmad Sutowo Sutopo menyampaikan HAEI merupakan organisasi elektro yang menghimpun para ahli bidang kelistrikan. HAEI telah melalui sejarah panjang sejak berdiri di Bandung pada 26 Februari 1977 dan disahkan pada 30 Juni 1997. HAEI lahir dari niat tulus para ahli elektro Indonesia untuk mengamalkan ilmunya bagi negeri tercinta. Pendirian organisasi yang menjadi wadah para ahli elektro ini dipimpin para tokoh inspiratif, yaitu Moeljadi Sastra Soebrata sebagai Ketua Umum HAEI pada awal berdiri. “Kini, di usia ke-48 tahun, HAEI telah menjadi rumah besar bagi lebih dari 1.100 tenaga ahli elektro di seluruh Indonesia. Dan melalui perayaan ulang tahun HAEI yang ke-48 tahun ini, kita tidak hanya merayakan usia, tetapi juga mengenang dedikasi para pendiri, meneguhkan tekad untuk terus berkontribusi, dan menyulam harapan untuk masa depan HAEI,” tegas Sutowo.
Artikel Terkait
Anggota Polda Jateng Diduga Terlibat Judol dan Berzina dengan 2 Perempuan, Kini Dipatsus
Harga Robot Anjing Polri Capai Rp 3 Miliar, Bossman Mardigu Sampai Terkejut: Gak Habis Pikir
Diduga Salahgunakan Jabatan untuk Istri Plesiran ke Eropa Berkedok Tugas Negara, Prabowo Didesak Copot Menteri UMKM
Foto Liburan Jokowi Bersama Cucu Dianggap Hasil Editan, Netizen Bertanya-tanya ke Mana Jokowi Pergi