Kumpulan Puisi Natal yang Menyentuh Hati untuk Renungan Akhir Tahun

- Minggu, 07 Desember 2025 | 18:45 WIB
Kumpulan Puisi Natal yang Menyentuh Hati untuk Renungan Akhir Tahun

Natal 2025 hampir tiba. Rasanya baru kemarin kita merayakannya, ya? Tapi momen ini selalu punya cara untuk datang dengan cepat, membawa serta suasana khusus yang berbeda dari hari-hari biasa. Bukan cuma soal dekorasi gemerlap atau tukar-menukar kado, lho. Esensinya jauh lebih dalam dari itu.

Di tengah kesibukan menyiapkan segalanya, kadang kita lupa. Natal sejatinya adalah waktu untuk berhenti sejenak dan merenung. Merenungkan kasih yang begitu besar, yang turun ke dunia dalam wujud seorang bayi. Nah, biasanya nih, mendekati tanggal 25 Desember, kita mulai sibuk mencari kata-kata yang pas. Entah untuk dibacakan di gereja, ditulis di kartu ucapan, atau sekadar jadi caption di media sosial. Sesuatu yang bisa menangkap rasa syukur dan sukacita itu.

Nah, buat kamu yang sedang mencari inspirasi, berikut beberapa puisi Natal tentang kelahiran Yesus Kristus. Kumpulan ini diambil dari berbagai sumber sastra, dari penulis lama hingga kontemporer. Mungkin salah satunya bisa menyentuh hatimu.

Ultah-Nya

Berlapis kemeja baru
Dengan kaki jeans biru
Aku datang ke ultah-Nya
Padahal aku tak membawa

Secuil pun kado tuk diberi
Tapi Ia terus terbuka
Ia terus memberkati
Tanpa henti

Ku hanya bisa
Menyanyi
Memuja, memuja, memuji
Melakukan yang Ia hendaki
Sampai mati.

Yang Kudus (Oleh: George MacDonald)

Mereka semua mencari seorang raja
Membantai musuh mereka dan mengangkat mereka
Engkau datang, seorang bayi kecil
Kedatangan-Mu membuat seorang perempuan menangis

O, Anak manusia, luruskan hidup saya yang sia-sia
Kehadiran-Mu memberi arti
Bukan karena roda-roda-Mu di jalan
Juga bukan karena lautan yang Kau arungi!

Engkau tidak peduli bagaimana atau siapa saya
Bahkan Engkau turun ke dunia
Untuk menjawab semua kebutuhan saya,
Ya, setia doa yang telah dipanjatkan.

Natal, Natal (Oleh: Jenry Pa)

Natal itu indah
Natal di nanti
Natal pasti ramai dengan sukacita

Natal di mana seluruh orang percaya serentak berseru bahwa Kristus telah lahir..
Natal natal.. Juru Selamat telah lahir.. sambutlah Dia.

Di sisi lain, ada puisi yang justru lahir dari kesederhanaan yang luar biasa. Seperti karya William Blake ini.

Bayi Sukacita (Oleh: William Blake)

Aku tidak punya nama
Aku baru berusia dua hari
Aku harus memanggilmu siapa?
Aku bahagia

Sukacita adalah namaku,
Sukacita yang manis dilimpahkan padamu!
Sukacita cantik

Sukacita manis yang baru berusia dua tahun
Sukacita manis aku memanggilmu

Kau tersenyum
Aku bernyanyi sementara
Sukacita manis dilimpahkan kepadamu.

Senandung Natal (Oleh: Suparwata Wiraatmadja)

Bernyanyi suci di malam hari
Mengalun setinggi sesela hati
Adik mengapa di kau sendiri
Bersama abang mari ziarah ke gereja suci

Sunyi hati di gelap hari
Serangga mati di nyala api
Kristus janganlah pergi sertai kami dalam sepi jalan sendiri

Dan bulan, kerinduan yang dalam menikam nurani pengembara di perlawatan
Tuhan di palungan betapa pun kebesaran
Manusia nikmat tertidur di peristirahatan

Nyanyi suci di malam sepi
Mengalun hati diayun setanggi
Adik mari berlutut di sini
Tuhan hadir bagi insani
Sunyi suci di gelap dini


Halaman:

Komentar